Sabtu, 05 Maret 2011

tell a story

GEDEAN b a s k e t

images(54).jpg SAMA C I N T A..??

Caca mondar mandir udah kaya setrikaan di depan teras rumahnya. Sesekali melihat jam di pergelangan tangan. Jam warna pink pemberian hadiah ulang tahun, dari Ruli, cowok yang sekarang sedang ditunggu-tunggu tapi belum juga muncul batang hidungnya itu.

“iiihhh, kemana sih tuh anak !!” sungutnya kesal. Pada saat kekesalannya menumpuk dan menggunung dalam dadanya, tiba-tiba terdengar bunyi deruman motor di depan gerbang rumahnya.

Ruli melepas helm gedenya dan melambaikan tangan pada Caca dari atas motor. Tanpa rasa salah sedikitpun. Caca langsung baerlari dan duduk dengan kesal di boncengan. Motor menderum keluar komplek, beberapa menit kemudian.

“Kamu kenapa sih?” Tanya Ruli, begitu sampai di tempat les dan Caca turun dengan muka yang masih merengut. Dari rumah, sepanjang perjalanan, sampai di tempat les, Caca cuma diem.

Caca nggak mau menjawab. Begitu ia turun dari boncengan motor Ruli, langsung lari menghambur masuk ke tempat les, tanpa ngomong apa-apa. Ruli hanya geleng-geleng kepala. Caca memang anaknya manja. Kadang Ruli sampai kewalahan, kalo ngadepin Caca lagi ngambek / marah. Tapi Ruli uadh terbiasa.

Beberapa menit kemudian, Ruli memacu motornya meninggalkan tempat les Caca. Sementara Caca mengintipnya dari celah jendela tempat ia les. Melihat Ruli sampai cowok itu menghilang bersama motor merahnya.

images(54).jpgDi tempat les, caca nggak bisa konsen nerima pelajaran yang di terangkan Pak Sam guru matematikanya. Wjah Ruli terus-menerus nyangkut di otaknya hingga lama. Dan Caca gak bisa mengelak rasa cintanya pada cowok yang sudah dikenalnya empat bulan yang lalu itu, tiba-tiba merenggang.

Ini adalah kesalahan ketiga yang dibuat Ruli. Sudah tiga kali ini Ruli selalu terlambat nganterin Caca ke tempat les. Caca kemudian berpikir, jangan-jangan ada cewek lain yang membuat Ruli jadi berubah begitu.

Tapi….rasanya terlalu dini untuk memikirkan kemungkinan itu. Mengingat Ruli tidak pernah terlihat akrab sama cewek lain selain dirinya. Lalu, kenapa sampai Ruli melakukan kesalahan ketiga kali terlambat menjemput dan mengantarkan Caca les??

*****

Keesokan harinya Caca nggak mau dijemput ruli. Ia berangkat les sendiri. Dan di sekolah tadi juga, Caca terus menghindari Ruli. Untungnya kelas mereka berdua agak berjauhan, jadi dia tidak bisa memantau Caca terus setiap saat. Hanya pada saat istirahat saja Ruli ketemu sama Caca. Tapi siang tadi Caca sengaja ngabur dan nggak mau nemuin Ruli.

Begitu di tempat les, Caca pun merasakan kegalauan yang seperti kemarin ia rasaka. Ruli yang membuatnya seperti itu. Wajah Ruli terus-menerus muncul di buku, di papan tulis, bahkan di wajah teman-teman les cowoknya.

“Dia ketiduran lagi Ca??!! dia kan gila basket,” pasti tadi malem habis begadang ngliat pertandingan basket di GOR, kan disana lagi diadain LIGA BASKET.” kata Refa, teman satu bangku Caca, begitu Caca nyeritain masalah yang sedang dia hadapi, satu hari kemudian di sekolahnya.

images(54).jpg “iyaaa sih, dia emang gila basket. Tapi kan harusnya bisa ngebedain dong, mana yang lebih penting n’ mana yang bisa dikesampingkan dulu,” sahut Caca kesal.

“Maksudnya?” Tanya Refa.

“Iya, dia kan punya cewek. Seharusnya malemnya dia gak usah sampai begadang liat semua pertandingan basket mpe larut malem, ya secukupnya ajalah litany. Kan besoknya dia punya kepentingan n janji buat nganterin aku les, “kata Caca setengah emosi.

“Apa hubungannya liat basket ma les Ca??” Tanya Refa.

“Yaaa ada dong,” Rengut Caca. “Dia liat basket sampe tengah malem dan besoknya dia ngantuk, trus dia ketiduran, alhasil jadwal dia nganter aku les jadi telat,”tambah Caca yang keukeuh bahwa Ruli salah.

“Trus?” Tanya Refa kemudian.

“Aku mau minta putus aja, kalo gini terus!!”

“Ya ampun Ca…!!” Pekik Refa dengan mata melotot. “Kamu tuh kayak anak kecil banget siih, masa gara-gara terlambaet nganter les aja, kamu mutusin dia. Gila kali ya !” Kata Refa. “Dulu kamu ngejar-ngejar dia, sampe mati-matian, tapi setelah kamu dapetin dia, sekarang kamu gitu. Kalo tahu bakalan begini, kenapa nggak aku aja yang dulu pacaran ama dia”. Sambung Refa.

images(54).jpg“Ya udah, ambil aja Fa… Buat kamu, aku rela kok. Soalnya aku udah kesel tauk !” dengus Caca. Keputusan untuk memutuskan hubungan dengan Ruli sudah bulat. Daripada ia terus-terusan sakit hati.

“Bener nih……??” Goda Refa.

“Aku nggak main-main, serius !” kata Caca meyakinkan Refa, bahwa keputusannya untuk memutuskan hubungannya dengan Ruli udah bener-bener bulat kayak bola.

“Yaaa terserah kamu aja sih Ca, itu hak kamu. Kalo aku sebagai teman sih suman bisa nyaranin, coba piker mateng-mateng dulu sebelum ngambil keputusan kayak gitu. Karena ngambil keputusan pada saat emosi, lain lho sma ngambil keputusan saat pikiran kita jernih,” kata Refa panjang lebar.

Caca kembali mendengus. Kekesalannya masih menumpuk. Dan beberapa menit kemudian, suara ponselnya terdengar berlagu. Begitu ia lihat, nama Ruli muncul di sana. Dan dengan cepat Caca me-reject-nya.

*****

Sudah dua hari ini Caca nggak ketemu sama Ruli. Setiap kali Ruli dating ke rumahnya, Caca nggak mau nemuin. Ngumpet di dalam kamarnya. Sampai akhirnya ruli bosen sendiri dan nggak mau dating nemuin lagi ke rumah Caca.

Tapi begitu mala mini Caca sendirian di dalam kamarnya, tiba-tiba ia merasa kangen ama Ruli. Wajah Ruli menari-nari di pelupuk matanya, Caca mencoba dan berusaha untuk menepisnya. Tapi semakin ia menepis bayangan Ruli, malah semakin jelas saja bayangan itu menggoda. Caca kemudian meraih ponselnya, yang daritadi ia pandangi di atas tempat tidur didekatnya.

images(54).jpg Biasanya ponsel itu selalu bergerak-gerak, dengan SMS yang masuk dari Ruli. Tapi sekarang ponsel itu tetap tak bergerak. Caca memencet-mencet no HP Ruli, tapi sejenak ia ragu-ragu untuk meneruskannya, hingga berkali-kali ia membatalkan dengan meng-cancel-nya.

Caca malu untuk bicara pada Ruli. Pasti Ruli marah, karena selama ini Caca tidak mau menemuinya.

Caca kebingungan sendiri. Ia teringat teman satu bangkunya, Refa. Tanpa piker panjang, ia pun langsung menghubungi Refa. Sebenarnya ia bisa ngomong lewat pesawat telepon di ruang tamu, mengingat kalo ngobrol dengan Refa bisa sampai panjang lebar. Tentunya pulsanya akan banyak termakan.

Tapi begitu ia menghubungin Refa, ponselnya lagi nggak aktif. Caca nggak putus asa terus memencet-mencet nomor HP Refa. Tapi tetap tidak berhasil. Membuat Caca semakin kacau. Ia mengendus kesal dan membuang ponselnya kembali ke atas tempat tidur. Lalu berlari ke ruang tamu dan menelepon rumah Refa melalui pesawat telepon. Tapi kata pembantunya, sudah dari sore Refa pergi.

“Pergi sama siapa bik?” Tanya Caca penasaran. Bisasnya kalo Refa mau pergi-pergi kan selalu ngajakin Caca. Tapi ngapain tuh anak pergi tanpa pemberitahuan.

“Sama temannya” sahut bik munah.

“Cewek atau cowok?” Tanya Caca semakin penasaran.

“Nggak tahu non, kayaknya sih cowok”

“kok kayaknya?” Caca semakin penasaran.

images(54).jpg “Iya non, soalnya bibi nggak ngeliat wajahya, ketutupan helm” jawab bik munah.

“HP-nya diabawa?”

“waah kayaknya enggak non, bibi lahat ada di dalam kamarnya, katanya sih apanya yang rusak gitu.”

“ya udah bik, nanti kalo Refa udah pulang, tolong bilangin ya, kalo Caca telpon. Kalo bisa suruh telpon balik. Penting gitu….”

Dengan kesal, Caca menutup telponnya. Tapi ia tunggu-tunggu sampai malam, nggak ada telepon dari Refa, bikin Caca semakin kesal dan akhirnya ia putuskan untuk pergi tidur. Biar saja besok di sekolah, ia akan memarahi Refa.

*****

Siangnya di sekolah, Caca marah-marah sama Refa, karena ponselnya tadi malem nggak aktif. Tapi Refa cumin bisa nyengir doing.

“Memangnya kamu pergi kemana sih? Sampe ponsel nggak aktif? Aku ngubungin telpon rumah juga, katanya kamu pergi,”Sungut Caca kesal.

“Sorry Ca… tadinya aku juga nggak mau pergi, tapi dia terus maksain aku, katanya ada acara bagus, dan emang acarnya bagus banget sih, acara ngliat pertandingan basket secara live. Seruuu……baru kali ini ngliat pertandingan basket yang keren abiez Ca…” kata Dita sumringah.

“Akh, kamu udah ketularan Ruli, nonton basket. Apa sih enaknya nonton basket.” Sungut Caca.

images(54).jpg “Pemain basketnya Ca, cakep-cakep, mainnya juga keren. ” sahut Refa dengan mata berkaca-kaca senang.

“Huuu…..” Caca menoyor kepala Refa, tapi dengan cepat Refa menghindar hingga toyoran tangan Caca pun gagal mendarat di kepalanya.

“Seru pokoknya Ca, dan kayaknya sesekalikamu harus nonton acara kayak gitu deh, apalagi kalo pas Ruli tanding,” Promosi Refa.

“Siapa sih yang ngajakin kamu, sampai kamu bisa semangat nonton basket gitu?” Tanya Caca membuat Refa terhenyak dan mandangin wajah Caca di depannya.

“Kamu udah putus sama Ruli kan Ca?” Tanya Refa ingin sekali lagi mendengar kepastian, bahwa Caca memang benar-benar telah memutuskan hubungan cintanya dengan Ruli, seperti yang pernah dibilang beberapa hari yang lalu.

“Tapi kayaknya nggak bisa…” Lirih Caca

“Maksud loe ?” Tanya Refa kaget

“Waktu itu aku memang pingin putus sama Ruli, tapi setelah gue piker-pikir, kayaknya omongan kamu bener juga deh.”

“Omongan yang mana?” Tanya Refa kura-kura dalam perahu.

“Tentang keputusan yang diambil pada saat emosi. Ternyata memang aku hanya emosi, pengen mutusin Ruli, tapi sebenarnya aku masih saying sama dia…”

“Ta….ta…tapi…”Ragu Refa

“Tapi kenapa? Tanya Caca heran sambil mandangin wajah Refa yang aneh banget.

images(54).jpg “Tadi malem….,” Refa ragu-ragu, tapi ia harus bicara. “Tadi malem, Ruliyang ngajakin aku ngliat basket, dan….dan…dan…dia nembak aku…”

“Caca melongo, antara percaya dan tidak, dengan apa yang baru saja didengarnya dari mulut Refa.

“He…heee….tenang aja Ca,,aku nggak nerima Ruli kok, aku tau kamu sebenernya masih saying banget sama dia, ya kan?” Ledek Refa.

“Huuh….kamu tuh udah bikin aku deg-degkan Fa, aku kira kamu terima” sahut Caca.

“Ya enggak mungkin lah Ca…”

“Kamu memang sahabat aku yang paling baik dan bisa ngerti’in aku deh”.

“Terus gimana??? Hubungan mu sama Ruli??” Tanya Refa.

“Aku bakal lanjutin terus, aku masih saying sama dia Fa..” Jawab Caca.

“Nah….gitu dong, itu baru yang namanya Caca…” Timpal Refa senang.

Sejak kejadian itu, hubungan Ruli dengan Caca tidak pernah ada masalah lagi. Semua berjalan lancar. Dan mereka semakin saling sayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar